Dear Sahabatku Kartika,
Aku senang sekali hari ini mendengar kamu menyelesaikan sidang tugas akhirmu. Selangkah lagi kamu akan resmi menyandang gelar sarjana di belakang namamu. Aku bisa membayangkan bagaimana leganya perasaanmu hari ini tapi juga masih kepikiran revisianmu. Tak perlu kamu risaukan semua itu karena semuanya akan berlalu. Aku turut bahagia mendengar pencapaianmu ini, meskipun aku tidak sempat ada disampingmu saat kamu berjuang menyelesaikan tugas akhirmu. Rasanya sedih tidak bisa hadir di tengah-tengah kebahagianmu hari ini mengingat kamu yang selalu hadir di setiap momen penting dalam masa perkuliahanku. Aku tidak tahu bagaimana kamu hari ini melewati waktu sidangmu, tidak tahu betapa tegangnya dirimu menjelang masuk ruang sidang, atau betapa ribetnya persiapanmu mengurusi hari istimewa ini, yang aku tahu aku begitu bangga padamu atas keberhasilanmu.
Hari ini kamu membuktikan, bukan hanya pada banyak orang tapi juga pada dirimu sendiri kalau kamu mampu. Mampu melawan rasa malasmu dan mampu melawan rasa lelahmu. Semua yang telah kamu raih hari ini adalah buah dari kerja kerasmu, bukan hanya dalam beberapa bulan ini tapi sepanjang masa studi-mu. Kegigihanmu, ketekunanmu, dan kemauanmu untuk belajar telah membawamu pada titik ini. Aku senang sekali mendengar kamu bisa menyelesaikan studi-mu.
Tidak pernah terbayang olehku bahwa kita bisa menjadi seorang sahabat yang begitu dekat selama 3 tahun belakangan. Ada banyak cerita yang sudah kita bagi dan ada banyak momen bersama yang kita lewati. Melalui surat ini aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu untuk semua peristiwa yang kita lalui bersama, untuk semua obrolan di selasar, di perjalanan menuju parkiran, di setiap warung makan di Ganyang, dan di semua tempat yang pernah kita kunjungi bersama. Terima kasih telah mendengarkan banyolan dan semua cerita kebodohan yang aku lakukan. Terima kasih telah menjadi saksi berbagai macam mimpi yang kuraih selama masa studi, terima kasih untuk semua bantuan yang pernah kamu berikan hingga akhir masa kuliahku. Terima kasih sudah bertahan dengan berbagai macam kedisplinan, amukan, dan ketegasan yang aku terapkan selama menjalankan tugas kuliah bersama. Rasanya tidak akan pernah cukup untuk mengutarakan semua kebaikan yang telah kamu lakukan. Masih ingat bagaimana kamu dan teman-teman harus tidur di sekre demi menyelesaikan tugas MKBL dan Prospan yang harus dimajukan karena aku harus pergi KP duluan? Masih ingat kita pernah bolos kuliah barengan demi makan diskonan di Butcher? Masih ingat bagaimana kita dan teman-teman menyiapkan acara LKO? Atau masih ingat bagaimana kamu harus jadi korban membelikan snack seminarku dan datang lebih pagi dariku?
Rasanya aku malu jika melihat begitu banyak bantuanmu padaku, sedangkan aku tidak pernah hadir di masa-masa akhir studi-mu. Maafkan sahabatmu ini yang hanya bisa mengirimkan sebuah tulisan dan doa yang tak bisa kau dengarkan. Aku minta maaf Tik, karena tidak bisa hadir di momen seminar, sidang akhir, dan bahkan wisudamu nanti. Bukan karena aku tidak mau, ku yakin kamu tahu alasanku. Sedih rasanya jika mengingat kamu selalu ada di ketiga momenku itu, tapi aku tidak bisa membalasnya untukmu. Tapi bukankah seorang sahabat tidak harus selalu ada di hadapan kita? Yang penting sahabatmu ini akan selalu ada jika kamu ingin berbagi cerita dan keluh kesah. Aku berharap setelah ini kamu bisa menemukan karir yang kamu impikan. Karir yang akan membuatmu terus berkembang dan tidak pernah bosan untuk mengulang. Sekali lagi selamat Tik, semoga suatu saat kita kembali dipertemukan dan aku bisa melihat langsung salah satu momen penting hidupmu sedang berlangsung.
Sahabatmu,
Faisol